Saturday, 19 July 2014

Kemampuan Lahan Pertanian

Kemampuan Lahan Pertanian

          


  Tingkat kecocokan pola penggunaan lahan disebut kelas kemampuan lahan. Berdasarkan kelas kemampuannya, lahan dikelompokkan dalam delapan kelas. Lahan kelas I sampai IV merupakan lahan yang sesuai bagi usaha pertanian, sedangkan lahan V sampai VIIImerupakan lahan yang tidak sesuai untuk usaha pertanian. Ketidak sesuaiian ini bisa jadi karena biaya pengolahannya lebih tinggi dibandingkan hasil yang bisa dicapai.


            Secara lebih terperinci, kelas-kelas kemampuan kelas dapat di dekskripsikan sebagai berikut :

Kelas I .  Merupakan lahan dengan ciri tanah datar, butiran tanah agak halus,  mudah di olah, sangat responsif terhadap pemupukan dan memiliki sistem pengaliran air yang baik. Tanah kelas sesuai untuk semua jenis penggunaan pertanian tanpa memerlukan usaha pengawetan tanah untuk meningkatkan kesuburannya dapat dilakukan pemupukan.

Kelas II . Merupkan lahan dengan ciri lereng lantai, butiran tanahnya halus sampai agak kasar . Tanah kelas II agak peka terhadap Erosi. Tanah ini sesuai untuk usaha pertanian dengan tindakan pengawetan tanah yang ringan, seperti pengolahan tanah berdasarkan garis ketinggian dan penggunaan pupuk hijau.

Kelas III . Merupakan lahan dengan ciri tanah terletak di daerah yang agak miring dengan sisitem pengairan air yang kurang baik. Tanah kelas IIIsesuai untuk segala jenis usaha pertanian dengan tindakan pengawetan tanah yang khusus seperti pembuatan terasering, pergiliran tanaman dan sistem penanaman berjalur. Untuk mempertahankan kesuburan tanah perlu pemupukan.

Kelas IV . Merupakan lahan dengan ciri tanah terletak pada wilayah yang miring sekitar 15% - 30% dengan sistem pengaliran yang buruk. Tanah kelas IV ini masih dapat dijadikan lahan pertanian dengan tingkatan pengawetan tanah yang lebih khusus dan lebih berat.

Kelas V . Merupakan lahan dengan ciri terletak di wilayah yang datar atau agak cekung, namun permukaannya banyak mengandung batu dan tanah liat, karena terdapat di daerah yang cekung, tanah ini sering kali tergenang air sehingga tingkat keasaman tanahnya tinggi. Tanah ini tidak cocok untuk dijadikan lahan pertanian , tetapi lebih sesuai untuk ditanami rumput atau dihutankan .

Kelas VI. Merupakan lahan dengan ciri ketebalan tanahnya tipis dan terletak di daerah agak curam dan kemiringan lahan sekitar 30% - 45%, lahan kelas VI ini mudah sekali ter-erosi, sehingga lahan inipun lebih sesuai untuk dijadikan padang rumput atau dihutankan.

Kelas VII. Merupakan lahan dengan ciri terletak di wilayah yang sangat curam dengan kemiringan antara 45% - 65% dengan tanahnya sudah mengalami erosi berat. Tanah ini sama sekali tidak sesuai untuk dijadikan lahan pertanian, namun lebih sesuai di tanami tanaman tahunan (tanaman keras).

Kelas VIII. Merupakan lahan dengan ciri terletak di daerah dengan kemiringan diatas 65%, butiran tanah kasar dan mudah lepas dari induknya. Tanah ini sangat rawan terhadap karusakan karena itu lahan kelas VIII harus dibiarkan secara alamiah tanpa campur tangan manusia atau dibuat cagar alam.

            Faktor lain yang perlu diperhatikan dalam pengolahan tanah pertanian ialah produktivitas tanah pada lingkungan yang normal untuk menghasilkan tanah tertentu . Contoh: tingkat produktifitas tanah bila ditanami padi adalah 5ton/ha. Jadi produktifitas tanah menunjukkan tingkat produksi dan tiap satuan luas untuk tanaman tertentu.

            Tingkat produktifitass tanah sangat di pengaruhi oleh kesuburan tanah, curah hujan, suhu, kelembaban udara, sistem pengolahan lahan, dan pemilihan jenis tanaman.


Kemampuan Lahan Pertanian Rating: 4.5 Diposkan Oleh: ikan mati

0 comments:

Post a Comment